09:26

Genggong Tidak Mengandalkan Rasio Semata

Pada saat-saat yang menggentingkan, ia selalu mendapat tugas penting untuk menyelesaikan masalah. KH Mutawakil demikian ulama ini tidak hanya mengandalkan rasio dalam berfikir namun juga barokah dari ulama sehingga bisa sukses menyelenggarakan berbagai event besar terutama permasalahan kebangsaan


Siapa pun akan terkesima saat memasuki gerbang kompleks Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo, Jawa Timur. Di situ berdiri kokoh (bangunan permanen) lambang Nahdlatul Ulama (NU) yang cukup besar berukuran sekitar 5 x 4 meter persegi. Di bawah lambang tersebut tertulis, “Selamat Datang di Kota Santri Pesantren Zainul Hasan Genggong.”
Memasuki komplek pesantren ini sangat menyenangkan hati. Tiap pagi dan sore hari, muda-mudi berbusana rapi menyandang kitab suci, hilir mudik silih berganti pulang pergi mengaji. Gambaran penuh nuansa keagamaan yang kental. Pesantren ini sudah berusia 163 tahun, tepatnya didirikan tahun 1839 M/1250 H oleh almarhum KH. Zainul Abidin dari keturunan Maghribi (Maroko) di Desa Karang Bong Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur.
Pesantren Zainul Hasan yang kini memiliki sekitar 20.000 santri ini mengalami tiga kali pergantian nama yang bermotifkan kepada sejarah pertumbuhan pesantren dan adanya gagasan untuk menggabadikan para pendiri Pondok Pesantren Zainul Hasan sebelumnya. Perubahan nama ini terjadi pada periode kepemimpinan KH. Hasan Saifourridzal. Nama Pondok Genggong sendiri diabadikan sejak kepemimpinan KH Zainul Abidin sampai kepemimpinan KH. Moh Hasan tahun 1952. Nama pesantren kemudian berganti menjadi “Asrama Pelajar Islam Genggong” dan terakhir “Pesantren Zainul Hasan.”

09:14

KISAH ROSULULLAH DENGAN PENGEMIS BUTA====================================Bismillaahirrohmaanirrohiim
Dalam rangka menyambut Peringatan Maulid Nabi di bulan robiul awal ini, ana sampaikan kisah Indahnya Akhlak Rosulullah yang semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, juga bisa menambah rasa cinta kita kepada beliau Sayyidinaa Muhammad Shollallaahu ‘alaihi wa sallam
Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinyaselalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya”.
Namun, setiap pagi Sayyidinaa Muhammad Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam tiada lagi orang yang membawaka makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam yakni Abubakar Rodliyallahu ‘anhu berkunjung ke rumah putrinya Aisyah Rodliyallahu ‘anha yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam dan beliau bertanya kepada anaknya itu, “Putriku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?”.
Aisyah Rodliyallahu ‘anha menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja”.
“Apakah Itu?”, tanya Abubakar Rodliyallahu ‘Anhu
“Setiap pagi Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana “, kata Aisyah Rodliyallahu ‘Anha.
Keesokan harinya Abubakar Rodliyallahu ‘Anhu pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar Rodliyallahu ‘Anhu mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar Rodliyallahu ‘Anhu mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, “Siapakah kamu ?”. Abubakar Rodliyallahu ‘Anhu menjawab, “Aku orang yang biasa.”
“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”, bantah si pengemis buta itu.
“Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku”, pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar Rodliyallahu ‘Anhu tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Beliau adalah Sayyidinaa Muhammad Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam”.
Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar Rodliyallahu ‘Anhu tersebut, dan kemudian berkata, “Benarkah demikian?
Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…. “
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar Rodliyallahu ‘Anhu saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam? Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau? Beliau benar-benar pribadi yang ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq”.
Alhamdulillaahirobbil’aalamiin
WaLlohu a’lamsumber:http://asysyifawalmahmuudiyyah.wordpress.com/2011/02/07/kisah-rosulullah-dengan-pengemis-buta/#more-484

09:12

Keutammaan Bulan Ramadlon? Bulan yg di dalamnya diturunkan (permulaan) Al quran, Bulan Yg Banyak sekali keutamaannya

Bulan Ramadlon bulan yg di dalamnya diturunkan (permulaan) Al quran============================================================Bulan Ramadlon, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.(QS. 2:185)======================KEUTAMAAN PUASA RAMADLON==========================Ramadlon adalah bulan kebaikan dan barokah, Allah memberkahinyadengan banyak keutamaan sebagaimana dalam penjelasan berikut ini.1. Bulan Al-Qur'an====================Allah menurunkan kitab-Nya yang mulia sebagai petunjuk bagi manusia,obat bagi kaum mukminin, membimbing kepada yang lebih lurus,menjelaskan jalan petunjuk. (Al-Qur'an) diturunkan pada malam LailatulQadar, suatu malam di bulan Ramadhan. Allah berfirman.
"Artinya : (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan,bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagaipetunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itudan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapadi antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, makahendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalamperjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyakhari yang ditinggalkannya, pada hari-hari yang lain. Allah menghendakikemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Danhendaklah kamu mencukupkan bilangannya, dan hendaklah kamumengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,supaya kamu bersyukur" [Al-Baqarah : 185]
2. Dibelengunya Syaithan, Ditutupnya Pintu-Pintu Neraka danDibukanya Pintu-Pintu Surga=============================Pada bulan ini kejelekan menjadi sedikit, karena dibelenggu dan diikatnyajin-jin jahat dengan salasil (rantai), belenggu dan ashfad. Mereka tidak bisabebas merusak manusia sebagaimana bebasnya di bulan yang lain,karena kaum muslimin sibuk dengan puasa hingga hancurlah syahwat,dan juga karena bacaan Al-Qur'an serta seluruh ibadah yang mengaturdan mebersihkan jiwa. Allah berfirman."Artinya : Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atasorang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa"[Al-Baqarah : 183]
Maka dari itu ditutupnya pintu-pintu jahannam dan dibukanya pintu-pintusurga, (disebabkan) karena (pada bulan itu) amal-amal shaleh banyakdilakukan dan ucapan-ucapan yang baik berlimpah ruah (yakni ucapan-ucapan yang mengandung kebaikan banyak dilafadzkan oleh kaum mukminin).Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

09:09

Khutbah Rasululloh s.a.w. menyambut bulan Romadlon

Khutbah Rasululloh s.a.w. menyambut bulan Romadlon====================================================وَعَن سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ ، رَضِيَ الله عَنْهُ , قَالَ : خَطَبَنَا رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم آخِرَ يَوْمٍ مِنْ شَعْبَانَ فَقَالَ : يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، إِنَّهُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ مُبَارَكٌ ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ، فَرَضَ الله صِيَامَهُ ، وَجَعَلَ قِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا ، فَمَنْ تَطَوَّعَ فِيهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيضَةً فِيمَا سِوَاهُ ، وَمَنْ أَدَّى فِيهِ فَرِيضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِينَ فَرِيضَةً ، فَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ ، وَهُوَ شَهْرُ الْمُوَاسَاةِ ، وَهُوَ شَهْرٌ يُزَادُ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ فِيهِ , مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ عِتْقَ رَقَبَةٍ ، وَمَغْفِرَةً لِذُنُوبِهِ قِيلَ : يَا رَسُولَ الله ، لَيْسَ كُلُّنَا يَجِدُ مَا يُفَطِّرُ الصَّائِمَ ! قَالَ : يُعْطِي الله هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى مَذْقَةِ لَبَنٍ أَو ْتَمْرَةٍ ، أَوْ شَرْبَةِ مَاءٍ ، وَمَنْ أَشْبَعَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مَغْفِرَةً لِذُنُوبِهِ ، وَسَقَاهُ الله مِنْ حَوْضِي شَرْبَةً لاَ يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ ، وَكَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْئًا ، وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ ، وَمَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوكِهِ فِيهِ أَعْتَقَهُ الله مِنَ النَّارِ.
Artinya:
Dari Salman al-Farisi r.a. beliau berkata:"Rasulullah s.a.w. berkhutbah di depan kita di hari akhir bulan Sya'ban: "Wahai manusia, telah datang kepadamu bulan yang diberkati, di dalamnya adalam malam lebih baik dari seribu bulan. Allah mewajibkan puasa, menjadikan sholat malam sebagai ibadah sunnah, barang siapa melakukan kebajikan dalam satu perkara baik, maka ia seperti telah menjalankan kewajiban pada perkara lainnya, barang siapa melakukan satu kewajiban maka (pahalanya) seperti menjalankan 70 kewajiban. Itu merupakan bulan kesabaran, orang sabar berpahala sorga, itu bulan tuntunan, pada bulan itu rizqi seorang mukmin ditambahkan, barangsiapa memberi makan orang puasa, maka pahalanya sama dengan memerdekakan seorang budak dan menghapuskan dosa-dosanya. Rasulullah s.a.w. ditanyai:" Wahai Rasulullah, tidak semua kita mempunyai sesuatu untuk memberi makan orang puasa". Beliau menjawab:"Allah memberi pahala ini kepada orang yang memberi buka puasa walaupun hanya seteguk susu, atau sebutir kurma atau seteguk air, barang siapa memberi makan hingga kenyang kepada orang yang berpuasa maka ia berhak mendapatkan ampunan atas dosa-dosanya, dan Allah akan memberinya minuman dari telagaku dengan minuman yang olehnya ia tidak akan merasa haus hingga memasuki sorga, dan ia mendapatkan pahala seperto orang puasa tadi tanpa kurang sedikitpun. Itu bulan yang awalnya rahmat, tengahnya maghfirah (ampunan) dan akhirnya diselamatkan dari neraka. Barang siapa meringankan beban budaknya pada bulan ini, maka Allah akan menyelamatkannya dari neraka. (HR.Baihaqi dan Ibnu Hayyan)

09:05

sejarah PONDOK PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO DARI MASA KE MASA

PONDOK PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG DARI MASA KE MASA=========================================================Salah satu pesantren salaf tua di Indonesia adalah Pesantren Genggong. Genggong adalah nama sejenis bunga. Bunga ini banyak tumbuh di sebuah desa bernama Karangbong. Desa ini terletak di Kecamatan Pajarakan, ± 25 km arah timur Kabupaten Probolinggo. Sebelum berada di Kecamatan Pajarakan, dulu Pesantren Genggong berada di wilayah Kawedanan Kraksaan. Menurut cerita, dulu bunga ini sering digunakan oleh masyarakat untuk riasan penganten, khitan (sunat), dan beberapa keperluan-keperluan lain. Seiring dengan berjalannya waktu, perhatian masyarakat pada bunga ini berkurang hingga bunga Genggong tidak pernah lagi terlihat di desa tersebut. Tidak ada masyarakat yang pernah lagi melihat bunga ini tumbuh. Masyarakat pun menganggap bunga ini telah punah.Adalah KH. Zainul Abidin, seorang ulama keturunan Maghrabi (Maroko), pada tahun 1259 h/1839 m mendirikan sebuah pesantren di desa tersebut. Beliau pernah menuntut ilmu di Pesantren Sidoresmo Surabaya. sayang sekali tidak ada sumber yang menyebutkan silsilah KH. Zainul Abidin dengan jelas dan terperinci. Oleh masyarakat, pesantren yang didirikan beliau dinamakan Genggong, sesuai dengan nama bunga yang dimaksud. Hingga saat naskah ini disusun, Pesantren Genggong telah diasuh oleh empat orang pengasuh. Pengasuh pertama sekaligus pendirinya adalah KH. Zainul Abidin. Beliau menjadi mengasuh pesantren sejak didirikan hingga wafat pada 1890 m.Di masa awal, partisipasi dan perhatian masyarakat sekitar belum begitu nampak, namun lama-kelamaan para santri makin bertambah dari tahun ke tahun sehingga diperlukan pembangunan lokasi menginap para santri yang akan bermukim. karena bangunan yang ada masih belum cukup untuk menampung jumlah santri yang semakin meningkat, maka pengajian-pengajian dilakukan di tempat-tempat darurat selama masih layak ditempati. perlahan, bangunan-bangunan yang disebut kotakan tersebut mulai berdiri berkat usaha KH. Zainul Abidin serta dukungan dari masyarakat sekitar dan para wali santri. Kotakan adalah istilah lain dari kamar untuk menyebut tempat menginap santri pada masa awal berdirinya Pesantren. Kotakan ini terbuat dari bahan bambu dan kayu. Biasanya satu kotakan bisa ditempati oleh beberapa orang santri. Jumlah santri yang tinggal di satu kotakan tergantung dari besar dan luasnya kotakan.Berkat ketekunan dan kesabaran dalam melayani para santrinya yang mengaji, makin hari makin banyak santri yang datang untuk menuntut ilmu. Ini adalah buah yang dipetik KH. Zainul Abidin yang telah dilihat langsung dan didengar oleh masyarakat. berkat ilmu dan keahliannya, maka mulai berdatangan orang tua santri untuk menitipkan putranya kepada beliau.Pengasuh kedua adalah KH. Mohammad Hasan. Beliau adalah menantu KH. Zainul Abidin dari putri beliau yang bernama Nyai Ruwaidah. Sejak pernikahan inilah KH. Mohammad Hasan membantu mertuanya dalam membina pesantren. Beliau mengembangkan sistem pendidikan pesantren salafiyah (tradisional) dengan metode pembelajaran dan pendidikan klasikal. Masa ini bersamaan dengan perjuangan fisik kemerdekaan Indonesia melawan penjajah. Organisasi-organisasi pergerakan yang bersifat nasional maupun lokal mulai terbentuk. Di tengah situasi tersebut itulah KH. Mohammad Hasan mengasuh pesantren. Beliau menjadi pengasuh pesantren sejak wafatnya KH. Zainul Abidin tahun 1890-1952 m. Beliau wafat pada tahun 1955 m.Pengasuh ketiga adalah KH. Hasan Saifouridzall. Beliau adalah putra KH. Mohammad Hasan dari pernikahan dengan istri beliau yang bernama Nyai Hj. Siti Aminah. Pada masa beliaulah pengembangan pendidikan formal mulai dilakukan dengan memadukan kurikulum pendidikan agama dan salafiyah dengan kurikulum nasional yang ditandai dengan membuka lembaga pendidikan dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Beliau menjadi pengasuh pesantren tahun sejak tahun 1952 hingga wafat pada 1991 m. Sebenarnya KH. Mohammad Hasan wafat pada 1955 m., namun kepemimpinan pesantren telah diserahkan pada tahun 1952 m. di saat KH. Mohammad Hasan sudah berusia senja. Kepengasuhan keempat diteruskan oleh KH. Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah. Beliau adalah putra KH. Hasan Saifouridzall dari pernikahan dengan Nyai Hj. Himami Hafshawati. Beliau menjadi pengasuh pesantren sejak tahun 1991 m.Selama perjalanannya pesantren ini telah mengalami 3 kali perubahan nama yang digunakan secara bergantian. Genggong adalah nama pertama pesantren ini. Nama genggong digunakan sejak awal berdirinya pada tahun sampai tahun 1952 m. Saat bernama genggong, pesantren ini telah diasuh oleh 2 (dua) orang pengasuh, yaitu KH. Zainul Abidin dan KH. Mohammad Hasan.Perubahan nama untuk pertama kalinya terjadi pada tahun 1952 m. Nama genggong secara formal dirubah menjadi Asrama Pelajar Islam Genggong, disingkat APIG. Nama ini digunakan sampai tahun 1959 m. Perubahan ini terjadi pada masa kepengasuhan KH. Hasan Saifouridzall. Perubahan kedua ialah dengan mengganti APIG dengan Zainul Hasan. Nama ini ditetapkan sejak tanggal 19 juli 1959 m./1 muharram 1379 h. Nama Zainul Hasan ini diambil dari nama dua tokoh yang telah membesarkan Pesantren Genggong. Nama Zainul diambil dari nama KH. Zainul Abidin sebagai pendiri Genggong, sedangkan nama Hasan diambil dari nama KH. Mohammad Hasan, pengasuh kedua. Perubahan-perubahan nama tersebut tidak sepenuhnya dipahami masyarakat. Secara formal, nama pesantren ini adalah Zainul Hasan, namun masyarakat umum lebih mengenal nama Genggong dan tetap menyebutnya demikian.Pesantren Genggong didirikan atas dasar cita-cita mulia dan luhur serta tanggung jawab secara keilmuan melihat fenomena masyarakat awam yang perlu mendapatkan sentuhan ilmu pengetahuan dan agama. Perilaku masyarakat pada awal berdirinya pesantren banyak bertentangan dengan nilai-nilai agama seperti melakukan perbuatan dosa besar kepada Allah SWT. Atas dasar itulah pesantren ini didirikan.Keberadaan Pesantren Genggong di tengah-tengah kehidupan masyarakat mendatangkan banyak manfaat bagi daerah sekitarnya. Sektor-sektor kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya perlahan mulai terangkat dan terbenahi. Mentalitas masyarakat yang masih terpaku pada sistem adat-istiadat lama yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai agama perlahan diperbaiki. Upaya perubahan yang dilakukan Pesantren Genggong mendapatkan simpati masyarakat dengan mendukung perkembangan pesantren.Kelak ketika santri telah pulang ke masyarakat, mereka diharapkan mampu mewarnai kehidupan masyarakat dengan tetap berpegang pada satu prinsip yang disebut “Satlogi Santri” yang digagas oleh KH. Hasan Saifouridzall. Satlogi santri ini merupakan kependekan dariS (sopan santun)A (ajeg/istiqomah)N (nasehat)T (taqwallah)R (ridlallah)I (ikhlas).

09:01

SATLOGI SANTRI GENGGONG

buat santri pondok pesantren genggong, dengar kata satlogi santri mungkin sudah biasa, tapi alangkah baiknya kita mengingat satlogi santri yang digagas oleh guru kita.
satlogi santri pesantren zainul hasan genggong merupakan ide ideal yang secara filosofis merupakan dambaan yang harus dicapai oleh setiap santri yang digagas leh KH. Hasan Saifourridzal bahwa santri agar dapat mengamalkan hal-hal sebagai berikut:


  • S = Sospan santun , setiap santri harus memiliki identitas sopan santun ramah berperilaku santun berbicara

  • A = Ajeg (istiqomah ) setiap santri memiliki keyakinan dan perilaku yang istiqomah, rutinitas, bersinambungan dalam melaksanakan tugas dan fungsi nsebagai kholifatullah di muka bumi ini.

  • N = Nasehat, setiap santri mampu menyampaikan nail nasehat dan mampu menjadi sumber nasehat.

  • T = Taqwallah setiap santri mampu mengaktualisasikan nilai-nilai keimanan dalam kehidupan sehari-hari dengan melaksanakan semua perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.

  • R = Ridhallah setiap santri dalam melaksanakan aktivitas tugas setiap hari maupun ibadah kepada Allah SWT, semata-mata hanya untuk mencari Ridho Allah SWT.

  • I = Ikhlas setiap santri berbuat dan beribadah agar didasarkan pada nilai keikhlasan.